Tembang Macapat yang Mempunyai Arti Kemerdekaan dalam Kematian
Tembang Macapat yang Mempunyai Arti Kemerdekaan dalam Kematian

Hai Sahabat, Guruberbagirasa! Tembang macapat Pucung merupakan satu tembang yang digunakan sebagai pengingat akan datangnya kematian. Hadirnya manusia di dunia yang sementara ini akan ada satu masa titik akhir dimana ia harus berpisah dengan segala yang ia cintai semasa hidup. Harta benda, keluarga, pangkat dan jabatan tidak bisa ia bawa sebagai bekal dalam menghadapi hari akhir.
Tidak ada satupun manusia yang tau apa yang akan terjadi setelah kematiannya, semua menjadi teka-teki, dan setiap orang berhak untuk menebak atas dasar tanda-tanda alam maupun kitab suci yang diyakini. Mungkin karena itulah kenapa tembang macapat Pucung lebih banyak berisi teka-teki yang terkadang bisa bersifat jenaka. Dari tembang Pucung manusia dituntut untuk berpikir, mengkaji, dan mencari jawaban atas teka-teki ini.
Watak tembang macapat Pucung adalah sembrana parikena, biasanya dipakai untuk menceritakan hal-hal yang ringan, jenaka atau teka-teki. Meski ringan dan jenaka, namun dalam tembang ini membawa pesan yang berisi nasihat-nasihat untuk membangun hubungan harmonis antara manusia, alam, lingkungan dan Tuhannya.
Ciri dari tembang macapat Pucung adalah :
· Memiliki Guru Gatra : 4 baris setiap bait
· Memiliki Guru Wilangan : 12, 6, 8, 12 (artinya baris pertama terdiri dari 12 suku kata, baris kedua berisi 6 suku kata, dan seterusnya…)
· Memiliki Guru Lagu : u, a, i, a (artinya baris pertama berakhir dengan vokal u, baris kedua berakhir vokal a, dst..)
Contoh Tembang Macapat Pucung:

Hai Sahabat, Guruberbagirasa! Tembang macapat Pucung merupakan satu tembang yang digunakan sebagai pengingat akan datangnya kematian. Hadirnya manusia di dunia yang sementara ini akan ada satu masa titik akhir dimana ia harus berpisah dengan segala yang ia cintai semasa hidup. Harta benda, keluarga, pangkat dan jabatan tidak bisa ia bawa sebagai bekal dalam menghadapi hari akhir.
Tidak ada satupun manusia yang tau apa yang akan terjadi setelah kematiannya, semua menjadi teka-teki, dan setiap orang berhak untuk menebak atas dasar tanda-tanda alam maupun kitab suci yang diyakini. Mungkin karena itulah kenapa tembang macapat Pucung lebih banyak berisi teka-teki yang terkadang bisa bersifat jenaka. Dari tembang Pucung manusia dituntut untuk berpikir, mengkaji, dan mencari jawaban atas teka-teki ini.
Watak tembang macapat Pucung adalah sembrana parikena, biasanya dipakai untuk menceritakan hal-hal yang ringan, jenaka atau teka-teki. Meski ringan dan jenaka, namun dalam tembang ini membawa pesan yang berisi nasihat-nasihat untuk membangun hubungan harmonis antara manusia, alam, lingkungan dan Tuhannya.
Ciri dari tembang macapat Pucung adalah :
· Memiliki Guru Gatra : 4 baris setiap bait
· Memiliki Guru Wilangan : 12, 6, 8, 12 (artinya baris pertama terdiri dari 12 suku kata, baris kedua berisi 6 suku kata, dan seterusnya…)
· Memiliki Guru Lagu : u, a, i, a (artinya baris pertama berakhir dengan vokal u, baris kedua berakhir vokal a, dst..)
Contoh Tembang Macapat Pucung: